
Diliputi Banyak Drama, Elon Musk Beli Twitter Rp 668 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah melalui banyak drama dengan Twitter, Elon Musk akhirnya menyatakan siap membeli perusahaan itu senilai US$44 miliar (Rp 668 Triliun). Ini terlihat dalam keterbukaan bursa saham yang dilaporkan oleh Reuters.
Tak disebutkan alasan mengapa Musk berubah pikiran saat ini setelah sempat membatalkan kesepakatan. Namun ini nampaknya jadi akhir pertempuran hukum antara miliarder itu dengan Elon Musk.
Namun menurut Reuters, alasan perubahan itu agar bisa menghindari berbicara di hadapan pengadilan dan mengungkapkan kepada publik, pembicaraan serta negosiasi dengan investor pendukungnya dalam pembelian Twitter, dikutip Rabu (5/10/2022).
Nilai pembelian itu sama seperti yang disepakati sebelumnya. Dalam pengumuman April lalu, bos Tesla dan SpaceX sepakat membeli Twitter US$44 miliar atau saham Twitter per lembar senilai US$54,20.
Namun dalam perjalannya Musk membatalkan kesepakatan karena Twitter disebut membuat pernyataan menyesatkan soal jumlah akun bot spam. Twitter mengklaim jumlah akun spam-nya hanya sekitar 5% dari pengguna aktif harian (mDAU) platform.
Pengacara Musk, Skadden Arps Mike Ringler, mengatakan Twitter belum memenuhi kewajiban kontraknya. Dia menambahkan Twitter kadang mengabaikan dan bahkan menolak permintaan kliennya.
“Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Musk,” klaim Ringler, seperti dikutip CNBC International.
Ringler mengatakan Twitter melanggar perjanjian merger, sebab memberikan “representasi tidak akurat secara material”.
Drama pembelian itu sampai membuat keduanya harus berhadapan di persidangan Delaware’s Court of Chancery. Dalam persidangan yang dijadwalkan pada 17 Oktober 2022, Twitter berharap bisa memaksa Musk untuk tetap membeli perusahaan dan menutup kesepakatan.
Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Source : CNBC Indonesia