Xi Jinping Lempar Pertanyaan Menohok ke CEO Apple Cs
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden China Xi Jinping makan malam dengan para pimpinan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) pada Rabu (15/11) lalu, di San Francisco. Jamuan makan malam tersebut dikatakan menghabiskan biaya US$ 40.000 (Rp 619 jutaan) per orang.
Beberapa tamu yang hadir adalah CEO Apple Tim Cook, CEO Tesla Elon Musk, CEO Blakcstone Group Stephen Schwarzman, CEO Salesforce Mark Benioff, CEO Boeing Stan Deal, dan beberapa petinggi industri lainnya.
Makan malam digelar pasca diskusi antara Xi Jinping dengan Presiden AS Joe Biden dalam konferensi APEC. Menurut Biden, diskusi tersebut “sangat konstruktif dan produktif”.
Penjamuan ini digelar oleh Dewan Bisnis AS-China dan Komite Nasional Hubungan AS-China, dikutip dari CNBC International, Jumat (17/11/2023).
Baca: Apple Akhirnya Menyerah, iPhone Makin Mirip HP Android
Ajang tersebut merupakan momentum penting bagi para CEO raksasa teknologi AS untuk sama-sama melunakkan ketegangan yang selama ini terjadi sebagai imbas kondisi geopolitik AS-China yang memanas akhir-akhir ini.
China merupakan pasar penting bagi industri teknologi AS, begitu juga sebaliknya. Tahun lalu, China melakukan kesepakatan dagang senilai US$ 760 miliar dengan AS.
Malam itu, perwakilan dari pemerintahan Joe Biden adalah Menteri Perdagangan Gina Raimondo, Duta Besar AS untuk China Nicholas Burns, penasihat China di Gedung Putih Kurt Campbell, serta Gubernur San Francisco London Breed.
Menurut kartu yang tertera pada tiap meja, Cook duduk berdampingan dengan Menteri Perdagangan China Weng Wentao. Penyelenggara mengatakan Musk hadir sebagai tamu VIP, tetapi tak tinggal hingga makan malam.
Sebelum makan malam dimulai, Raimondo menegaskan kembali pentingnya kesempatan untuk mempererat hubungan ekonomi antara AS dan China.
“Kalian semua di sini tertarik untuk terus berbisnis dengan China dan mencari cara untuk mempererat hubungan ekonomi bilateral antara AS dan China,” kata Raimondo
Saat membuka sambutannya, Xi Jinping blak-blakan mempertanyakan, “pertanyaan pertama di sini, apakah kita musuh atau teman?”.
“Jika salah satu pihak melihat pihak lain sebagai pesaing, tantangan geopolitik menjadi yang terpenting, dan ancaman yang terus meningkat, maka semua ini hanya akan berimbas pada pengambilan kebijakan penuh kesalahpahaman, tindakan yang salah arah, dan hasil yang akhirnya tak diinginkan,” ia menjelaskan.
Xi Jinping menekankan bahwa China ingin hubungan dengan AS berlangsung ‘win-win’, alias sama-sama menang.