Jakarta, CNBC Indonesia – Bitcoin diketahui hanya tersedia 21 juta koin saja. Namun apa yang terjadi saat semuanya selesai ditambang?

Jumlah Bitcoin itu ditentukan oleh penciptanya Satoshi Nakamoto. Dengan begitu membuat kripto langka dan mengendalikan inflasi yang bisa timbul dari pasokan yang tidak terbatas.

India Today mengutip penelitian Blockchain.com Desember lalu, sudah ada 18,89 juta Bitcoin yang ditambang dan seluruhnya juga sudah beredar di pasaran. Butuh waktu hampir 12 tahun untuk Bitcoin menjual seluruh 19 juta koinnya.

Artinya hanya tinggal 2 juta koin lagi yang tersisa untuk ditambang. India Today menjelaskan yang jelas saat itu Bitcoin sebagai aset akan lebih langka. Penambang juga bergantung pada biaya transaksi bukan lagi hadiah blok, dikutip Selasa (25/1/2022).

Sebagai informasi, para penambang diberikan satu blok Bitcoin karena melakukan rangkaian transaksi sukses yang menjadi bagian penambangan. Hadiahnya akan dibagi dua setiap empat tahun.

Sebagai contoh, tahun 2008 lalu para penambang mendapatkan 50 Bitcoin. Tahun 2012 jumlahnya dibagi dua menjadi 25 Bitcoin dan menjadi 12.

Dua tahun lagi, para penambang hanya akan mendapatkan 1,56 Bitcoin untuk memverifikasi pada satu blok transaksi. Proses ini bakal terus berlanjut hingga seluruh Bitcoin berhasil ditambang.

Sementara itu menurut Blockchain.com. seluruh pasokan Bitcoin akan selesai ditambang pada Februari 2140. Selama proses itu harga tetap naik tiap tahun.

Investopedia menuliskan saat Bitcoin sudah habis ditambang dan fungsinya sebagai penyimpan nilai, masih memungkinkan penambang mendapatkan untung. Bahkan saat volume transaksi rendah dan hadiah blok yang hilang.

Saat itu penambang bisa membebankan biaya transaksi yang tinggi untuk memproses transaksi yang bernilai tinggi atau jumlah yang besar.

(npb/roy)

Source : CNBC Indonesia