Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan pemberi pinjaman kripto Voyager Digital, yang sedang dalam proses kebangkrutan, mendapatkan persetujuan untuk mengalokasikan US$1,6 juta (Rp 23,7 miliar) untuk bonus pegawai.

Pengadilan kebangkrutan di Amerika Serikat menyetujui permintaan pemberian bonus tersebut pada Rabu (24/8/2022), seperti dilaporkan Cryptoslate.

Persetujuan diberikan karena Voyager dan kreditur mereka telah mencapai kesepakatan, termasuk menurunkan jatah bonus dari US$1,9 juta ke US$1,6 juta.

Sebelumnya, beberapa kreditur Voyager mengajukan keberatan atas persetujuan atas “Rencana Retensi Pegawai Kunci” (KERP) yang diajukan Voyager. Menurut para kreditur, membayar utang lebih penting daripada memberikan bonus ke pegawai.

Beberapa waktu setelahnya, kreditur mengubah posisinya. Mereka sepakat mengizinkan KERP senilai 22,5% dari gaji tahunan pegawai, yang secara total memakan US$1,6 juta dari anggaran perusahaan.

Bonus kepada pegawai Voyager akan dikucurkan secara bertahap. Sebanyak 55,6% dari bonus dibayarkan segera, sedangkan sisanya dibayarkan 12 bulan kemudian.

Administrator kebangkrutan pemerintah AS sebelumnya juga mengajukan keberatan atas pemberian bonus tersebut dengan alasan bonus mencakup pembayaran ke “orang dalam”. Menurut Voyager, alasan tersebut tidak valid karena tidak ada satu pun pegawai penerima bonus menempati posisi manajemen.

Bonus akan diberikan ke 38 pegawai Voyager. Mereka adalah pegawai yang terlibat langsung dalam proses kebangkrutan sejak Voyager menyatakan krisis likuiditas pada 5 Juli.

Menurut Voyager para pegawai layak menerima bonus karena “pengetahuannya tentang organisasi dan industri kripto sangat sulit digantikan”.

dem, CNBC Indonesia
Source : CNBC Indonesia