Jakarta, CNBC Indonesia – Meski sudah disetujui membeli Twitter, jalan Elon Musk ternyata tak terlalu mulus. Sebab dia dan Twitter digugat oleh pemegang saham dari dana pensiun Florida.

Dalam gugatan class action (perwakilan kelompok) yang diajukan di Delaware Chancery Court, Dana Pensiun Polisi Orlando mengatakan undang-undang Delaware melarang merger cepat. Alasannya, Elon Musk punya perjanjian dengan pemegang saham Twitter besar lainnya, termasuk Morgan Stanley dan pendiri Jack Dorsey untuk mendukung pembelian itu.

Sebagai informasi, penasihat keuangan Morgan Stanley memiliki 8,8% saham Twitter, sedangkan Dorsey punya 2,4% di perusahaan yang dia dirikan itu.

Menurut mereka, dengan perjanjian itu artinya bos Tesla yang memiliki saham Twitter 9,6%, menjadi pemilik lebih dari 15%. Selain itu dikatakan perlu penundaan merger selama tiga tahun, kecuali dua pertiga saham yang sebelumnya tidak dimilikinya itu disetujui, dikutip dari India Today, Selasa (10/5/2022).

Selain Elon Musk, dewan komisaris perusahaan termasuk Dorsey dan Chief Executive Parag Agrawal juga tercatat sebagai tergugat.

Dalam gugatan tersebut dikatakan para direktur Twitter melanggar kewajiban fidusia mereka serta mengganti biaya dan dana hukum. Namun, India Today mencatat tidak dijelaskan bagaimana para pemegang saham itu percaya mereka dirugikan jika merger berlangsung sesuai jadwal.

India Today juga menuliskan pihak Twitter menolak mengomentari masalah ini. Selain itu baik pengacara Elon Musk maupun pihak dana pensiun Florida tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Dana pensiun Florida tercatat sebagai investor di Twitter. Gubernur Ron DeSantis menyebutkan mereka bisa menghasilkan keuntungan US$15 juta hingga US$20 juta (Rp 218,2 triliun – Rp 291 triliun) jika Elon Musk berhasil mengakuisisi Twitter.

Dalam berita lainnya, Elon Musk berhasil mengumpulkan uang US$7 miliar (Rp 101,8 triliun) dari sejumlah investor. Ini dalam rangka membantu mendanai pengambilalihan Twitter senilai US$44 miliar (Rp 640,2 triliun).

(npb)
Source : CNBC Indonesia