Jakarta, CNBC Indonesia – Badan pemberantasan kejahatan keuangan India menggerebek kantor pembuat smartphone asal China, Vivo yang dimiliki BBK Electronics China dan entitas terkait. Ini dilakukan sebagai upaya penyelidikan dugaan pencucian uang.

Reuters melaporkan penggrebekan itu mengutip seorang pejabat senior pemerintah dan eksekutif industri. Pihak Vivo juga telah buka suara terkait hal ini.

“Vivo bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyediakan semua informasi yang diperlukan,” kata juru bicara Vivo, dikutip Rabu (6/7/2022).

“Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, kami berkomitmen untuk sepenuhnya mematuhi hukum”.

Sementara itu, Reuters menuliskan Direktorat Penegakan dari lembaga tersebut tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Penggrebekan yang terjadi hanya berjarak beberapa bulan setelah Direktorat Penegakan melakukan penyelidikan pada perusahaan China lainnya Xiaomi Corp. Perusahaan diduga melakukan pengiriman uang ilegal di luar negeri dengan modus melakukan pembayaran royalti.

Xiaomi membantah tudingan tersebut. Di pengadilan, perusahaan juga menyatakan eksekutifnya mengalami ancaman kekerasan fisik dan paksaan saat interogasi oleh pejabat dari direktorat tersebut. Tuduhan tersebut juga telah dibantah oleh badan pemberantasan kejahatan keuangan India.

Sejak ketegangan politik akibat bentrokan di perbatasan tahun 2020, perusahaan China memang harus berjuang keras berbisnis di India. Negeri Bollywood melakukan beberapa tindakan untuk menjegal operasional perusahaan China.

Misalnya melarang lebih dari 300 aplikasi China dengan alasan masalah keamanan. India juga memperketat normal untuk perusahaan China yang akan berinvestasi di negara tersebut.

(npb/roy)
Source : CNBC Indonesia