Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia dihadapi ancaman resesi. Salah satunya ternyata memangkas valuasi startup saat ini.

Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures, menjelaskan perusahaan seperti e-commerce dan P2P fintech (pinjol) mengalami penurunan 30%. Sementara itu public market lebih besar lagi mencapai 50-80%.

“Berdasarkan kebutuhan e-commerce, P2P fintech rata-rata menurun 30% di private market. Jika melihat public market yang bisa sampai 50-80% berdasarkan pasar beroperasi,” jelas Pandu dalam acara Navigating Southeast Asia’s Tech Winter, Rabu malam (3/8/2022).

Dalam paparannya, disebutkan ada kesenjangan antara publik dan saham. Beberapa saham publik di Asia Tenggara terlihat kontraksi lebih dari 90% secara tahunan (yoy).

Untuk itu, melihat tren yang terjadi saat ini Pandu meminta para pendiri, CEO atau C-level (level direksi dan patners) untuk berfokus pada pentingnya efisiensi modal.

“Dalam penggalangan dana 36-48 bulan, saya pikir itu lebih baik mengatasi badai untuk Anda,” ungkapnya.

Dalam pemaparannya, disebutkan pula untuk memanfaatkan saluran bisnis yang berbeda. Termasuk melalui merger dan akuisisi daripada lewat kanal organik saja.

Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan para perusahaan bisa mendapatkan dan memenangkan pangsa pasar. “Namun saat berpikir memenangkan pangsa pasar, pada dasarnya tidak hanya menghabiskan pengeluaran pemasaran namun berpikir soal membeli persaingan, atau membeli bisnis yang melengkapi,” kata Pandu.

Selain itu yang perlu dilakukan adalah berfokus untuk menggandakan kualitas tim. Perusahaan diharapkan bisa memperkerjakan tim yang terbaik.

(npb/roy)
Source : CNBC Indonesia