
Gegara Ukraina, China Diam-diam Memohon ke Elon Musk
Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh di pemerintah China telah memintanya secara langsung untuk tidak membuka akses Starlink di China.
Musk mengatakan dalam wawancara dengan Financial Times pekan lalu, dalam ringkasan publikasi, Beijing telah menjelaskan ketidaksetujuannya atas peluncuran Starlink di Ukraina baru-baru ini dan mencari jaminan bahwa Musk tidak akan menjual Starlink di China.
Melansir laman The Verge, Selasa (11/10/2022), tidak jelas dari deskripsi apakah Musk menyetujui permintaan Beijing, tetapi peta layanan Starlink tidak menunjukkan rencana untuk ditempatkan di China.
Sementara itu, wilayah yang berdekatan dengan China seperti Taiwan, Mongolia dan Vietnam, terdaftar dengan status menunggu persetujuan regulasi setempat.
Menawarkan koneksi ke internet yang menghindari penyedia layanan konvensional, Starlink telah menjadi ide populer untuk menghindari sensor berbasis jaringan di seluruh dunia.
Baru-baru ini, Starlink mengaktifkan akses di Iran sebagai tanggapan atas protes yang meluas dan penyensoran yang menyertainya.
Namun, sensor internet di China jauh lebih terorganisasi dan kuat dari pemerintah. Setiap upaya berkelanjutan untuk menghindarinya melalui Starlink kemungkinan akan menimbulkan tindakan dari pemerintah pusat.
Anekdot tersebut adalah pengingat betapa Musk terpapar tekanan internasional, bahkan saat ia memperjuangkan prinsip-prinsip kebebasan berbicara dalam pernyataan publiknya.
Seperti yang ditunjukkan Financial Times, Tesla memiliki pabrik di Shanghai, dan perusahaan tersebut dilaporkan telah menjual lebih dari 80.000 mobil di China. Musk dinilai tetap akan bersekutu dengan pemerintah China, bahkan menulis kolom untuk majalah yang dijalankan oleh badan sensor internet negara itu.
Pada saat yang sama, Musk lebih mungkin untuk mengambil alih kepemilikan Twitter. Setelah berbulan-bulan drama tarik ulur terjadi, Musk berkomitmen kembali minggu lalu untuk membeli jejaring sosial dengan harga yang awalnya disepakati.
Ia memberitahu hakim dalam kasus perdatanya dengan perusahaan bahwa dia yakin kesepakatan itu akan ditutup sebelum 28 Oktober. Di satu sisi, Twitter tetap secara resmi diblokir di China.
Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Source : CNBC Indonesia