meta 1 169 1 Harga Saham Facebook Kalah Sama Toko Bangunan Mitra IT | Your Trusted & Reliable Software Solutions Facebook

Harga Saham Facebook Kalah Sama Toko Bangunan

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga saham induk perusahaan Facebook, Meta anjlok 23% pada hari Kamis kemarin. Bukan hanya itu, saham raksasa teknologi kalah dari perusahaan toko bangunan Home Depot, dan tidak lebih dari Pfizer serta Coca Cola.

Meta juga tak lagi masuk dalam 20 perusahaan Amerika Serikat (AS) yang paling berharga. Sepanjang tahun ini tercatat perusahaan kehilangan 70% dari nilainya dan 74$ sejak puncak sahamnya pada September 2021 dengan total kapitalisasi pasar lebih dari US$ 730 miliar, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (28/10/2022).

Padahal 16 bulan lalu, kapitalisasi pasar Facebook melampaui US$ 1 triliun, serta bergabung dengan raksasa teknologi lain seperti Apple, Microsoft, Alphabet, dan Amazon.

Nilai perusahaan dilaporkan setengah dari Berkshire Hathaway dan punya kapitalisasi pasar yang lebih kecil daripada perusahaan seperti United Health, Chevron, Eli Lily, Procter & Gamble, Bank of America, dan AbbVie.

CNBC Internasional menilai runtuhnya harga saham Meta itu mengingatkan pada masa dot-com, namun jauh lebih besar pada nilai yang terpangkas dari satu perusahaan.

Penurunan nilai itu sudah terjadi pada akhir tahun 2021 saat tanda-tanda ekonomi telah muncul. Nasib buruk itu makin dipercepat awal 2022, setelah perubahan privasi Apple pada iOS akan menghasilkan pendapatan US$ 10 miliar tahun ini.

Kejadian tersebut juga berselang satu tahun setelah pendiri dan CEO Mark Zuckerberg memutuskan mengubah nama Facebook menjadi Meta. Dia juga mengatakan di masa depan perusahaan akan berfokus pada metaverse, dunia virtual dari bekerja, bermain dan pendidikan.

Namun keputusan itu dilihat para investor sebagai lubang uang bernilai miliaran dolar. Di saat bersamaan bisnis periklanan inti perusahaan juga menyusut, dan diperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan dalam tiga kali berturut-turut pada kuartal keempat.

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Source : CNBC Indonesia

Recent News