240a1eda 83e5 475f 8037 b5251aa00aba 169 Tanpa Sanksi AS, Huawei Pede Jadi Raja HP Dunia Lawan Apple Mitra IT | Your Trusted & Reliable Software Solutions apple

Tanpa Sanksi AS, Huawei Pede Jadi Raja HP Dunia Lawan Apple

Jakarta, CNBC Indonesia – Huawei mengklaim bisa melakukan banyak hal jika tanpa sanksi dari Amerika Serikat (AS) pada pemerintahan Donald Trump. Salah satunya menjadi produsen ponsel utama dan menjadi rival dengan raksasa teknologi lain Apple.

Sanksi yang diberikan AS sudah berjalan selama empat tahun terakhir. Alasan hukuman itu karena Huawei dituding sebagai ancaman keamanan dan memiliki hubungan pemerintah China yang rentan ditekan.

Hukuman tersebut pada akhirnya mengakibatkan posisi Huawei merosot dari nomor dua di industri smartphone.

“Jika bukan karena intervensi dan penindasan AS pada kami, produsen ponsel utama dunia mungkin Huawei dan Apple. Saya tidak terlalu rendah hati dan ini mungkin terjadi hari ini,” kata CEO Huawei Consumer Business Group, Richard Yu dikutip dari Android Authority, Jumat (8/7/2022).

Sementara itu pabrikan ponsel lain dinilai kecil. Termasuk salah satunya produsen ponsel Galaxy asal Korea Selatan, Samsung.

“Yang lain adalah pabrikan kecil, termasuk perusahaan Korea (Samsung) yang mungkin sebagian besar dijual di pasar AS dan Korea Selatan,” ujarnya.

Namun Samsung menduduki peringkat teratas pada Q1-2019, kuartal terakhir sebelum larangan Huawei di AS. Baru diikuti oleh Huawei dan juga Apple.

Sementara itu dalam laporan Counterpoint di awal tahun ini, penjualan ponsel Huawei di China mengalami penurunan. Penyebabnya adalah sanksi dari pemerintah AS yang masih terus berlanjut.

Apple bertengger di posisi pertama karena kesuksesan penjualan iPhone 13. Bahkan Huawei tak bisa mengalahkan Apple di kampung halamannya sendiri.

“Satu-satunya pesaing Apple di China hingga sekarang adalah Huawei dan saat ini menghadapi masalah produksi karena sanksi AS. Apple kemungkinan akan melanjutkan kinerja tinggi di China, hingga pesaing lain menyusul merek dan kualitas,” jelas Tom Kang, Direktur Riset Counterpoint.

(npb/roy)
Source : CNBC Indonesia

Recent News